Selasa, 28 Juni 2016

Quotes of Today #2



Sebaik - baiknya mencintai adalah melepaskan. Takkan habis perdebatan tentang cinta jika salah satunya tidak melepas, tidak mengalah. Jangan pernah kau katakan bahwa cinta itu harus diabaikan. Satu hal yang kutahu, diabaikan hingga kapanpun itu tetap cinta, tidak berkurang. Jika kau mencintainya, LEPASKANLAH!

Relakan saja semua balasannya, ikhlaskan saja semua perasaan yang terlanjur hingga di hatimu. Ikhtiarkan semua perasaanmu. Tetap lepaskan meski ia tidak pergi. Karena melepaskan berbeda dengan mengabaikan atau meninggalkan.

Satu hal yang kudengar, dengan melepaskan takkan ada hati yang patah, jika kau sungguh - sungguh memahaminya. Toh, kau lepas ia dan berarti kau pun merelakan semuanya.

Takkan ada yang pergi dari hati, tidak akan ada yang hilang dari sebuah kenangan. ~Tere Liye~
Itulah sejatinya melepaskan, merelakan ia tetap ada di hati, pun tersenyum mengingat semua kenangan. Karena melepaskan hanyalah membiarkan semuanya berjalan sesuai takdirNya.

Lepaskanlah. Esok lusa jika ia memang cinta sejatimu, ia akan kembali dengan cara yang mengagumkan. Jika tidak, akan ada ganti yang lebih baik darinya. 

Jumat, 24 Juni 2016

Melepaskan

Seorang wanita duduk menghadap tembok hidup. Wajahnya terhalang secarik kertas tipis yang mulai basah oleh air matanya. Usianya terbilang dewasa, raut wajahnya menyimpan janji kehidupan yang sudah direncanakan. Guratan kantung mata terlukis tegas di bawah matanya. Belum lagi matanya yang mulai meredup karena lelah menangis. 

Tangannya melepaskan secarik kertas tipis itu, membiarkan kertas jatuh tersungkur langsung ke tanah. Tangannya mulai merogoh tas punggung yang digembloknya. Sambil menahan tangis yang tak kunjung mereda, ia pun mengambil sesuatu dari dalam tasnya dengan gemetaran. Entah benda apa namanya, pun siapa pula yang memberinya. Tapi, satu hal yang kulihat, benda itulah sumber isak tangisnya. 

Perlahan benda yang tak kutahu itu mulai dikeluarkan. 

Ah, cantik sekali benda itu, meskipun aku belum tahu namanya. Ingin sekali menanyakannya, tapi itu hanyalah membuatnya terganggu dalam kesedihannya. Hingga aku pun mendiamkannya dengan harap ia mau berbagi sedikit tentang benda yang digenggamnya. Tapi, itu hanyalah keajaiban jika ia benar - benar mau bercerita dengan laki - laki yang belum dikenalnya. 

Ia menggenggam lebih erat benda di tangannya. Aku pun tidak bisa terus - menerus mengabaikannya, rasa penasaran ini terus bergejolak dalam diriku. 

Ia menoleh ke arahku yang sedang menatap prihatin dirinya. Mendadak aku gelagapan karena malu. 

"Mengapa kau sejak tadi memperhatikanku?"tanya wanita itu.
"Eh, maaf aku hanya ingin tahu mengapa kau sejak tadi menangis. Tapi, saat ini aku sudah tau penyebabnya. Benda cantik itu yang tidak kutahu namanya, bukan?"jawabku gugup. 
"Ini sebuah liontin huruf A yang memiliki seribu arti di baliknya. Pemberian seseorang yang pernah melukiskan goresan indah di hidupku, juga menggurat luka di hatiku. Ah, semuanya hanyalah masalah sepele tapi mampu membuatku terisak seperti ini."ucap wanita itu sambil terisak lagi
"Jika kau mau berbagi kisahmu, ceritakanlah kepadaku meskipun kita tidak saling mengenal. Mungkin, boleh jadi jika kau menceritakannya maka tangis itu akan mereda sedikit"pintaku. Ia pun mengangguk.

Benda yang disebutnya liontin itu diberikan kepadaku, gelagapan aku menerimanya. Liontin itu dingin sekali, entah karena terbuat dari material yang dingin atau apa, yang jelas liontin itu dingin sedingin - dinginnya. 

"Cobalah kau balik lingkaran yang bertuliskan huruf A itu"pintanya. Aku pun membalik liontin itu. Dan hei, seperti ada goresan karat namun bermotif indah, tapi aku pun tidak tahu apa itu. 

"Itu bukanlah lukisan karat. Liontin itu sepasang dengan seseorang yang memberinya kepadaku. Guratan yang kau kira karat itu sangat berarti sekali. Meskipun tidak hanya aku yang diberinya liontin itu, ada enam orang lagi yang diberinya liontin huruf itu. Tapi, guratan yang kau sebut karat itu hanyalah ada di liontin milikku dengan liontin seseorang itu."jelasnya sambil membasuh air matanya dengan kertas tipis yang baru. 

"Lalu, yang kau sebut seribu arti itu apa?"tanyaku bingung

"Guratan karat itu sebenarnya sudah ada sejak ia memberikannya kepadaku. Tapi, aku baru mengetahuinya semalam, saat semua potongan teka - teki kenangan masa laluku terungkap. Liontin itu selalu indah, dibalik liontin itu ada guratan hati yang hanya separuh, yang jika liontin seseorang itu dijejerkan dengan liontinku maka akan membentuk potongan hati yang utuh."jelasnya

Aku pun menatapnya tercengang. Pantas saja ia menangis. 

"Ia mencintaiku. Menitipkan setengah potongan hatinya kepadaku, yang juga menitipkan perasaan cinta yang sangat indah untukku. Tapi, aku baru mengetahuinya ketika ia pergi. Liontin itu ia yang merangkai dan membuatnya sendiri, guratan setengah hati itu pun ia yang melukiskannya, berharap suatu saat nanti aku dengannya bisa bersatu. Tapi, ia tak pernah mau mengakui semua itu, hingga ia pun sudah bersama perempuan lain, yang tidak dicintainya."jelasnya, tangisnya pun masih terus mengalir. 

"Sudahlah, aku mengerti semuanya, aku jauh lebih mengerti. Sudah cukup kau ceritakan sampai disini, aku tidak tega melihatmu yang terus menangis. Aku tahu, seseorang yang memberimu liontin itu tidak pernah mau jujur, hingga ialah yang terjebak sendiri dalam kebohongan atas perasaannya. Aku tahu semuanya, karena aku pun mengalaminya, aku mengalami semua dampak dari kebohongan atas perasaanku."ucapku, malam ini terlalu sesak kulewati. Setelah aku tahu bahwa ini pun beda tipis dengan kisah hidupku. Wanita yang terisak ini pun pasti keadaannya sama dengan seseorang yang ada di hatiku. 

"Lepaskanlah seseorang itu, kau tidak perlu melanjutkan ceritamu, aku tahu semua kelanjutannya. Karena, ada wanita yang sama sepertimu, dia masa laluku. Kau hanya perlu melepaskannya, jangan pernah berniat melupakannya. Kau hanya perlu merelakannya, bukan mengejarnya lagi dengan membawa potongan teka - teki itu. Maaf, aku hanya ingin berdamai dengan masa laluku. Tak ingin aku melukiskannya kembali, memutar pahitnya hidup seperti yang kau alami. Karena sudah cukup semuanya. Aku harus pergi"jawabku. 

Ah, rencana apalagi ini. Aku memilih pergi saja, membiarkan wanita itu dengan kesedihan yang mendalam. Karena aku tahu, sekalipun aku beri seribu saran kepadanya, ia tetap mengelak dan tetap berniat mengubah takdir. Karena, orang yang sedang memendam perasaan ia akan terus mengaitkan segala hal untuk membenarkan perasaannya. Sekalipun semuanya memang benar, tapi takdir takkan bisa diubah dengan sendiri tanpa kehendak Allah. Bahkan, jika wanita itu mengadukan semua potongan teka - teki yang telah terungkap kepada seseorang itu pun tak akan mereka bersama lagi. 

Lepaskanlah. Boleh jadi akan ada takdir yang indah jika kau mengikhlaskannya. Sekalipun kau tidak bersamanya, akan ada ganti yang jauh lebih baik. 

Rabu, 22 Juni 2016

Puisi Romance

Masih sama seperti postingan yang sebelumnya. Termasuk puisi hukuman yang kutulis dengan keikhlasan dan senyum yang mengembang. Kutulis semalam juga. Masih berjumlah 40 baris. Hmm entahlah, aku bingung mengapa setiap puisi romance yang kutulis itu pasti tentang merindukan seseorang. Tapi, sebenarnya tidak ada yang kurindukan. Apakah aku merindukan bayangan? Ah sudahlah, lupakan. 
Puisi romance tentu saja isinya sesuai dengan isi hati penulisnya, curahan perasaan seseorang. Puisi romance lebih banyak yang berupa kejujuran biasanya, tentu bagi seseorang yang bingung ingin menceritakan seluruh perasaannya kepada siapa ia bisa menuliskannya di atas kertas.

Tema : Canada
Judul : Quebec Saksi Bisu Rinduku
Karya : Asyifa Alfiyanti (Afaf Fairuz is available on Wattpad)

Duhai cintaku...
Langit Quebec ceria sekali
Bintangnya tak terhitung
pun tidak juga tergapai.

Untuk apa kugapai?
Bukankah kau bintangku?
Seindah pelangi di Niagara
Pelangi yang takkan terhapus

Indah sekali bintangnya
Formasinya rapi seperti batuan Teluk Fundy
Binar - binar mataku menatapnya
Senyum simpul tergantung di bibirku

Rindu ini merobek senyum hatiku
Bongkahan perasaan menyusup tiba - tiba
Tanpa permisi jua salam
Merusak pemandangan malamku

Gemercik air Peyto Lake pun terdengar
Itupun sudah cukup
sebagai balasan rindumu.
Airnya menderu sendu

Bersabarlah...
Aku akan kembali
Takkan lupa arah
Menuju pelabuhan hati

Sepi menyayat hati
Aku akan tetap menyendiri
Aku tahu
kau menantiku sepanjang waktu.

Quebec hanyalah tempat singgahku
Takkan berubah fungsi
Kau selalu tempat pulangku
yang jauh lebih indah.

Aku pasti kembali
Aku tergilas rindumu
Bersama bayangan fatamorgana
Ditertawakan oleh sepi

Hamparan salju mengelilingiku
Tersirat kata terlukis
Aku harus kembali
Rinduku tak tertampung lagi

Depok, 21 Juni 2016

Catatan : bila ada kesalahan kata ataupun ingin menambahkan sekadar koreksi, dimohon kesediaannya berkomentar

Puisi Elegi

Sebelumnya, ini puisiku yang kutulis selama kurang lebih 1 jam. Jumlah baitnya banyak, karena ini puisi hukuman, tapi kutulis dengan sepenuh hati dan keikhlasan. Kurang menyentuh memang, aku sendiri baru belajar menyentuh dunia puisi, dengan harapan bisa menjadi seorang puitis. Puisi ini mengajakku untuk berkeliling dunia dengan pena dan kertas. Traveling ke luar negeri dengan syarat pulangnya harus membawa 120 baris puisi dengan 3 tema yang berbeda. 
Dan inilah puisi pertamanya :

#Hukuman
Jenis Puisi : Elegi
Tema : Thailand
Judul : Dukaku di Kota Bangkok
Karya : Asyifa Alfiyanti (Afaf Fairuz available on Wattpad)

Aku terpekur di ujung jalan Pecinan
Meratapi semilir angin berhembus
Menatap sendu burung - burung kecil
Sekali lagi, remah - remah tak peduli

Bersanding dengan bayanganmu
Menampar ganas wajahku sendiri
Mencambuk diriku
Melupakanmu dan pusaramu

Angin menusuk kalbuku
Perasaan sendu menembus hatiku
Kau pergi...
Menorehkan duka kota Bangkok

Terkesiap...
Berdiri dengan gagah
Berkelana...
Entah kemana

Bisikan duka enggan menyepi
Bayanganmu sulit melebur
Perasaan ini takkan pergi
Meskipun kau tak peduli

Angan dan bayangan telah sirna
Janji kita bersama terhapus sudah
Hanya jeda yang kugenggam
Hanya senyum yang kurengkuh

Bangkok...
Bantu aku untuk lenyap
Menghempaskan seluruh rasa
Rengkuhlah diriku

Jika Gajah Putih itu gagah
Mengapa aku lemah?
Injak saja diriku
Tikam tanpa ampun

Gajah Putih menjadi saksi
Atas luka dan dukaku
Merekam hari - hari payahku
Menjadi audio yang mengalun merdu

Bangkok...
Jangan kau liput kepergiannya
Jangan kau rekam teriakan naasnya
Biarlah semuanya seperti kaset yang kusut

Depok, 21 Juni 2016


Catatan : sekiranya banyak kesalahan bolehlah kesediaannya berkomentar

Senin, 20 Juni 2016

Quotes Of Today


Terkadang hujan memang suasana paling indah untuk menyendiri. Bersama rinai hujan yang terus menyusur tanah itu banyak berjuta bait doa yang terus dipanjatkan. Hujan memang saat yang paling tepat untuk mengadukan segala perasaan. Bercerita pada setiap rintik airnya yang menetes, tidak berharap diberi solusi, hanya berharap ada yang mau mendengarnya. 

Tapi, ada banyak orang - orang yang tersandar penuh luka melihat air hujan yang mengguyur tubuhnya. Di balik indahnya pemandangan hujan, selalu ada kisah yang tersirat di dalamnya. Entah itu kisah bahagia ataupun kenangan pahit yang menyedihkan. Boleh jadi ada yang merasakan bahwa setiap air hujan yang turun bagaikan jarum yang terus menusuk kulitnya tanpa ampun. 

Lalu, mengapa jangan berjanji ketika hujan? 
Simple saja, siapapun bisa mengingkari janjinya setiap saat. Jika pelangi yang jelas - jelas warnanya menghiasi langit saja bisa perlahan menghilang, pasti janji pun akan lebih cepat terhapusnya. Terkadang para perayu itu selalu membual omongan kosong membawa hujan.
"Tahukah kau, aku bisa menghentikan hujan saat ini jika aku tidak bersama dengan orang yang aku cintai. OH HUJAN! BERHENTILAH!!!"perayu itu pun mengangkat lengan tangannya menyeru ke atas langit. Yang ada di depannya hanya terpaku diam menatapnya. 
"Kau tahu, hujan ini tak akan berhenti, karena saat ini aku sedang bersama seseorang yang sangat aku cintai. Ya, aku bersamamu."perayu itu pun lalu menekuk lututnya dan memberikan sekuntum mawar merah yang sudah terguyur hujan. Aduhai, yang dirayu pun tersipu malu karena rayuan itu. Padahal simple saja, sudah jelas - jelas tiada satu pun orang yang bisa menghentikan hujan, karena hanya Allah-lah yang berkuasa atas langit dan bumi seisinya. 

Ada banyak sekali kisah cinta yang berlatar dibawah derasnya hujan. Memang sangat indah, air hujan menjadi saksi semua pengakuan - pengakuan akan perasaan yang bertuan di dalam hati. Tapi, bagaimana jika dua insan tersebut mendadak berpisah? Entahlah, yang jelas hujan pasti selalu dibencinya, tak pernah mau mengenal hujan, karena setiap hujan turun hatinya hancur berkeping - keping mengingat semuanya. Dan dirinya tidak pernah mau berdamai dengan hujan, karena ia tak pernah mau memaafkan kenangannya. 

Lakukanlah kebaikan ketika hujan, semisal beribadah khusyuk, agar kebiasaan itu terus mengalir seperti air hujan. 
Hujan selalu indah, rahmat Allah yang turun untuk semua makhluknya, harus disyukuri bukan disesali. 

Minggu, 12 Juni 2016

Dum Spiro, Spero

Tahukan kalian apa itu Dum spiro, spero?
Mungkin asing di lidah kita saat membaca kata - kata diatas.
Tapi, bolehkah kita membahasnya bersama? 

Dum spiro, spero adalah frasa bahasa Latin. 
Frasa adalah bentuk pendek dari peribahasa. Walaupun frasa ditulis hanya sekitar dua sampai lima kata, tetapi frasa memiliki makna yang luas. 

Dum spiro, spero artinya adalah :
"Selama saya masih bernapas, saya tetap berharap"
Nah, dari tiga kata saja artinya bisa menjadi tujuh kata. Apalagi jika dijabarkan dan dijelaskan lebih lengkap lagi. 

Frasa Dum spiro, spero mengajarkan kita untuk tidak pernah putus asa. Mengingatkan kita untuk tetap memiliki tujuan hidup. Bukankah dengan memiliki tujuan hidup kita akan lebih semangat setiap harinya? Hidup itu penuh dengan harapan. Entah itu harapan yang sudah terlihat jelas, ataupun harapan kosong. 

Sungguh membingungkan bagaimana mewujudkan harapan kosong dalam hidup ini. Entah bagaimana caranya, tetaplah susah untuk diwujudkan. Harapan kosong itu memaksa kita untuk tetap percaya kepada harapan - harapan, percaya bahwa tidak ada harapan yang tidak bisa diwujudkan, melainkan kita yang malas untuk mewujudkan harapan itu sendiri. 

Seringkali harapan dan mimpi itu disamakan. Lalu, bedanya apa?
Mimpi hanyalah bunga tidur, yang terekam begitu saja oleh memori dalam keadaan di bawah alam sadar. Terkadang, melalui mimpi kita bisa mewujudkan harapan baru. Tapi, janganlah terus bermimpi tanpa melakukan sebuah usaha, kita tidak hidup di dunia mimpi. 

Harapan itu nyata. Setiap harapan ada dalam langkah hidup kita. Harapan harus diwujudkan melalui usaha yang terus menerus. 

Banyak sekali yang berharap namun enggan untuk berusaha. Menunggu yang diharapkan tanpa berusaha menjemputnya. Hingga harapan - harapannya bagaikan mimpi yang tak kunjung berubah menjadi nyata. 

Oleh karena itu, jika kita berani berharap, tentu juga berani berusaha mewujudkannya, bukan berani untuk bermimpi. 
Selama napas masih terus berhembus, selama jantung belum berhenti berdegup, selama mata masih memandang dengan jelas, selama jiwa dan raga masih mempunyai kekuatan. Jangan berhenti untuk berharap dan berusaha. Yakinlah ada Tuhan yang selalu membantumu dan menentukan yang terbaik.
Jika apa yang kita harapkan tak kunjung terwujud padahal sudah berdoa dan berusaha, yakinlah akan ada ganti yang terbaik.