Jumat, 15 April 2016

Hakikat Menunggu Seseorang bagi Wanita

Assalamualaikum, sahabatku.
Selamat pagi menjelang siang.
Apa kabar hari ini? 
Langsung saja ya ke topik yang akan saya bahas.

Menunggu. Satu kata berjuta makna. Berjuta perasaan yang mengikutinya. 
Ketika hati ini hanya mampu diam. Ketika diri ini tak kuasa untuk mengatakannya. Memang, tidak boleh muslimah sejati mengatakan perasaannya langsung kepada lawan jenis yang bukan mahramnya. Namun, perasaan tetaplah perasaan. Hasrat tak tertahankan yang ada dalam hati ini. 

Ketika kita jatuh cinta kepada seseorang, sadarlah bahwa dia ikhwan bukan mahram kita. Hati boleh jadi menahan perasaan berombak ini. Ketika dia hadir menyapa. Terasa getaran yang begitu hebatnya dalam benak ini. Jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Ketika mata ini menatapnya dengan senyum yang mengembang sejadi jadinya. "aku telah jatuh cinta"

Namun, diri ini pun menyadari. Akankah diriku pantas mencintainya. Diri ini yang jauh dari kata 'sempurna'. Akankah pantas aku dengan dia? Sungguh banyak yang harus ku pantaskan dengan dia. Dia yang agamanya jauh lebih baik dariku. Dia yang tabiatnya sungguh lebih baik dariku. Sifat dan sikapnya jauh lebih sempurna dariku. Akankah diriku pantas mencintainya?

Cinta memang tidak memandang status. Baik status materi, fisik, dan lainnya. Cinta memang hanya perlu ketulusan hati. Tetapi, alangkah lebih baiknya kita memperbaiki diri, memantaskan diri. 

Ketika kau memutuskan untuk mencintai seseorang. Apa yang akan kau lakukan? Akankah kau langsung menyatakannya kepada ikhwan yang bukan mahrammu itu? Ataukah kau pendam semuanya? Sampai waktu yang akan memungkinkan semuanya. 

Sesunguhnya, lebih baik diri ini memendam semuanya. Pendamlah perasaanmu itu di dalam lubuk hati terdalam. Kemaslah baik baik agar tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Bersikaplah seperti biasanya ketika dihadapan ikhwan yang kau cintai. Tetap tundukkan pandangan kita kepadanya. Agar jauh dari bujukan setan yang menjerumuskanmu untuk berzina. 

Jika kita benar benar menyukainya. Hingga waktu cukup lama, masih dengan perasaan yang sama. Ketika hati ini sudah tidak bisa mencari cinta lainnya. TUNGGU LAH dia! 

Menunggu memang pekerjaan yang membosankan. Penuh kejenuhan. Kesepian yang menyelimuti. Tapi, hanya itulah yang kita bisa lakukan. Menunggu dia, sambil memperbaiki. Memantaskan diri ini, agar nanti saat tiba masanya, diri ini sudahlah siap untuk mendampinginya. 

Wanita yang menunggu dengan sabar adalah wanita yang terbaik dimata ikhwan beriman, daripada wanita yang mengumbar perasaannya kepada siapapun. Kau tahu, apa respon ikhwan ketika kita memilih mengumbar perasaan kita? Aih, akankah kau beranggapan bahwa dia akan mengatakan langsung kepadamu bahwa dia mencintaimu juga? Tidak, sahabatku.

Perasaan itu tidak seperti itu. Boleh jadi ikhwan itu malah ilfeel menanggapinya. Bahkan, tak jarang yang malah meremehkan perasaanmu. Semakin banyak diri ini mengumbar perasaan,boleh jadi dia akan semakin tidak menyukaimu. Kau mungkin tidak percaya, tapi cobalah. 

Tetapi, menunggu memang tidak selalu pilihan yang terbaik. Menunggu tidak menjanjikan dia akan menjadi kekasih halalmu. Akan tetapi, ketika kita memutuskan untuk menunggunya dengan semakin banyak memperbaiki diri, menjadikan pribadi kita jauh lebih baik dimata semua orang. Kalau memang sejatinya yang kau tunggu bukanlah jodohmu, dan Allah tidak mentakdirkan kalian akan bersama, ikhlaskan saja. Aku tahu semua itu berat sekali. Tapi, percayalah Allah akan memberimu pendamping yang jauh lebih baik dari ikhwan yang kau suka. Karena Allah tahu, dirimu sudah jauh lebih baik, maka Allah akan memberimu pendamping dari cerminan sifatmu. 

Menunggu itu indah sahabatku, menyibukkan diri adalah solusi yang tepat sekali untuk melupakanmu kalau kau sedang menunggu seseorang. 

Kita memang tidak pernah tahu sampai kapan harus menunggu. Tetapi, percayalah jika kau sabar dan ikhlas melewatinya, diri ini akan tenang, tidak khawatir dengan perasaan. Allah akan membalas semuanya, sahabatku. 

Jika hasrat perasaanmu mulai menggebu. Berpuasalah, sahabatku. Insyaallah diri ini akan kuat menahan semuanya.

Semoga siapapun wanita yang sekarang ini sedang menunggu dengan memperbaiki diri, Allah akan memberinya jodoh dan balasan yang setimpal. Aamiin.

kesendirian akan menjauhkanmu dari kemungkaran

Sekian tulisanku hari ini. Semoga bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya. Sekali lagi saya tidak menggurui kalian. Saya hanya berbagi ilmu. Ini adalah pendapat saya. Silahkan komentar mengenai pendapat kalian. 
Wassalamualaikum..

2 komentar:

  1. Lalu bagaimana tentang pendapat anda akan seorang dari ummahatul mu'minin siti khadijah yang mana beliau mengkhitbah rosul dan menyatakan perasaanya terlebih dahulu??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya apa yang dilakukan Ibunda Siti Khadijah tidaklah salah, karena lebih baik mengkhitbah Rasul dan menyatakan perasaannya untuk menghindari fitnah. Terlebih lagi cara Ibunda Siti Khadijah menyatakan perasaannya tidaklah seperti wanita zaman sekarang yang mengumbar perasaannya.

      Hapus